Lari jarak pendek atau lebih dikenal sebagai sprint adalah lari yang dilakukan pada jarak tidak lebih dari 400 meter. Di masa sekarang, lari jarak pendek umumnya diperlombakan pada jarak 100 meter, 200 meter, dan 400 meter, baik untuk putra maupun putri.
Dalam Olimpiade, lari jarak pendek merupakan bagian dari program trek, yang dilakukan pada lintasan berbentuk oval 400 meter di stadion Olimpiade. Semua nomor pertandingan lari jarak pendek menggunakan start jongkok (crouching start) dengan menggunakan balok permulaan atau starting block.
Di antara semua nomor dalam cabang olahraga atletik, lari jarak pendek 100 meter adalah nomor yang paling ditunggu-tunggu. Pemenang nomor ini akan dikenal sebagai manusia tercepat sedunia dan akan mendapatkan popularitas tinggi di dunia internasional.
Saat ini pemegang rekor lari jarak pendek 100 meter adalah Usain Bolt dari Jamaika, dengan raihan waktu 9,58 detik. Rekor ini berhasil dipecahkan pada Kejuaraan Dunia IAAF pada tahun 2009. Usain Bolt sendiri dianggap sebagai sprinter terhebat sepanjang sejarah.
100 Meter
Bisa dikatakan kalau sprint 100 meter merupakan nomor pertandingan yang paling ditunggu-tunggu di cabang olahraga atletik dan salah satu yang paling populer di antara semua nomor pertandingan Olimpiade.
Dalam nomor ini pelari berlomba sejauh 100 meter menyusuri jalur lurus atau home straight dari lintasan 400 meter. Mereka memulai lomba dari balok yang telah disediakan dan terus berlari pada jalurnya masing-masing hingga mencapai finish.
Waktu reaksi – diukur dengan sensor di pistol permulaan dan di balok – kurang dari 0,1 detik dianggap sebagai start yang salah dan pelari akan dipanggil kembali, dan atlet yang bertanggung jawab didiskualifikasi.
Sejarah
Lomba lari cepat dalam jarak pendek sudah dipraktikkan sejak Olimpiade Kuno, yang pada waktu itu disebut dengan Stade atau balapan 192 meter. Di zaman yang lebih modern, jarak yang diadopsi adalah 100 yard atau setara dengan 91,44 meter.
Balapan 100 yard adalah bagian dari Commonwealth Games (Pesta Olahraga Persemakmuran) hingga tahun 1966. Akan tetapi, balapan 100 meter sudah menjadi bagian dari Olimpiade Modern sejak tahun 1896 yang digelar pertama kali di Athena, Yunani.
Pelari pertama yang memenangkan lomba lari 100 meter ini adalah Thomas Burke dari Amerika Serikat. Dari 28 final Olimpiade hingga saat ini, sprinter putra Amerika Serikat telah memenangkan 17 final.
Dominasi Amerika Serikat di nomor ini telah berakhir semenjak sprinter terhebat di dunia, Usain Bolt dari Jamaika meraih kemenangan berturut-turut pada tahun 2008, 2012, dan 2016. Meski demikian, Amerika Serikat tetap menjadi salah satu negara terkuat di nomor sprint dan cabang olahraga atletik secara keseluruhan.
Lalu Muhammad Zohri
Indonesia bukanlah negara yang diperhitungkan di cabang olahraga atletik, terutama lari jarak pendek 100 meter. Meski sudah beberapa kali mengirimkan beberapa sprinter ke Olimpiade, nama Indonesia masih jarang disebut-sebut dalam peta olahraga atletik.
Semua berubah ketika sprinter muda asal Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhammad Zohri menorehkan prestasi di tingkat internasional dengan menjuarai nomor 100 meter di Kejuaraan Dunia Atletik U20 2018 di Tampere, Finlandia. Hasil ini menjadikan Zohri, sapaannya, sebagai orang Indonesia pertama yang berhasil memenangkan medali dalam ajang tersebut.
Prestasi Zohri terus berlanjut dengan memenangi sejumlah titel bergengsi di tingkat internasional, seperti medali perak Kejuaraan Asia 2019 di Doha, Qatar dan medali perak estafet putra Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, Indonesia.
Pada Seiko Golden Grand Prix Osaka 2019 yang berlangsung di Osaka, Jepang, Zohri berhasil mencetak rekor tertinggi dalam karirnya dengan membukukan waktu 10,03 detik pada nomor 100 meter (urutan ketiga setelah Justin Gatlin dari Amerika Serikat dengan 10,00 detik dan Yoshihide Kiryu dari Jepang dengan 10,01 detik). Hasil ini semakin mengukuhkan Zohri sebagai manusia tercepat di Indonesia dan Asia Tenggara!
Sebagai pemegang rekor nasional dan prestasinya yang cemerlang di lapangan, Zohri akan mewakili Indonesia dalam Olimpiade Tokyo 2020 di nomor 100 meter. Semoga Zohri berhasil membawa pulang medali pertama untuk Indonesia dari cabang olahraga atletik. Aamiin.
Berikut adalah hasil terbaik Zohri dari nomor yang pernah ia ikuti:
- 100 Meter: 10,03 detik (rekor nasional dan Asia Tenggara) | Stadion Stadium, Osaka, Jepang | 19 Mei 2019
- 200 Meter: 20,81 detik | Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Indonesia | 4 Agustus 2019
- Estafet 4 x 100 Meter: 38,77 (medali perak) | Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia | 30 Agustus 2018
200 Meter
Lari jarak pendek 200 meter dilakukan dengan mengitari tikungan sejauh 100 meter dan menyusuri home straight 100 meter. Balapan dimulai dari balok yang telah disediakan dan terus berlari pada jalurnya masing-masing hingga mencapai finish.
Waktu reaksi – diukur dengan sensor di pistol permulaan dan di balok – kurang dari 0,1 dianggap sebagai start yang salah dan pelari akan dipanggil kembali, dan atlet yang bertanggung jawab didiskualifikasi. Seorang pelari juga dapat didiskualifikasi jika dia keluar dari jalur yang telah ditentukan.
Dalam perlombaan 200 meter ini, paruh keduanya seringkali lebih cepat daripada paruh pertama, karena atlet mendekati 100 meter terakhir dengan kecepatan penuh. Ketika Usain Bolt mencatat rekor dunia 19,19 detik, ia menempuh 100 meter terakhir dalam 9,27 detik!
Tidak seperti nomor 100 meter, perlombaan 200 meter (untuk putra) ditambahkan ke program Olimpiade pada tahun 1900 dan telah menjadi bagian dari semua Olimpiade berikutnya, kecuali tahun 1906. Sprinter putri baru bisa berlomba di nomor ini sejak Olimpiade tahun 1948.
Semua medali emas dalam tiga Olimpiade terakhir (2008, 2012, dan 2016), dimenangkan oleh Usain Bolt, dengan rekor Olimpiade 19,30 detik di tahun 2008. Di nomor 200 meter putri, sprinter putri asal Jamaika selalu meraih medali di masing-masing dari sembilan final Olimpiade terakhir.
400 Meter
Di nomor ini pelari berlari sekali mengelilingi lintasan trek 400 meter. Balapan 400 meter dimulai dari balok dalam posisi berperingkat yang telah disediakan dan pelari terus berlari pada jalurnya masing-masing hingga mencapai finish.
Waktu reaksi – diukur dengan sensor di pistol permulaan dan di balok – kurang dari 0,1 dianggap sebagai start yang salah dan pelari akan dipanggil kembali, dan atlet yang bertanggung jawab didiskualifikasi. Seorang pelari juga dapat didiskualifikasi jika dia keluar dari jalur yang telah ditentukan.
Sejarah
Pada masa Olimpiade Kuno dikenal perlombaan ‘diaulos’, yaitu perlombaan sekitar dua tanda di jalur yang kira-kira setara dengan 400 meter saat ini. Di Olimpiade Modern, nomor 400 meter untuk putra telah dipertandingkan sejak tahun 1896. Sedangkan nomor 400 meter putri dipertandingkan sejak Olimpiade Tokyo 1964.
Nomor 400 putra didominasu pelari asal Amerika Serikat, dengan 19 medali emas dari 27 final. Sedangkan di nomor 400 putri persaingannya cukup ketat tanpa ada dominasi kuat.
Saat ini yang menjadi juara bertahan di nomor ini adalah Wayde van Niekerk dari Afrika Selatan. Ia juga merupakan pemegang rekor Olimpiade 43,03 yang berhasil ia lakukan pada Olimpiade Rio 2016. Sedangkan juara bertahan putri adalah Shaunae Miller dari Bahama.
Referensi
- “100 Metres.” World Athletics (dalam bahasa Inggris). Diakses 21 Juni 2021.
- “200 Metres.” World Athletics (dalam bahasa Inggris). Diakses 21 Juni 2021.
- “400 Metres.” World Athletics (dalam bahasa Inggris). Diakses 21 Juni 2021.
- “Athletics.” Olympics (dalam bahasa Inggris). Diakses 21 Juni 2021.
- “Lalu Muhammad Zohri.” Wikipedia. Diakses 21 Juni 2021.
- “Lalu Muhammad Zohri.” World Athletics. Diakses 21 Juni 2021.
- “Seiko Golden Grand Prix Osaka 2019.” World Athletics. Diakses 21 Juni 2021.