
Sumber: Flickr (Lisensi Creative Commons)
Mungkin beberapa di antara kita ada yang pernah membaca berita seorang atlet didiskualifikasi atau dilarang bermain oleh federasi olahraga terkait karena terbukti memakai doping. Lalu apa arti doping dan mengapa atlet yang memakai doping diberikan sanksi?
Pengertian Doping
Doping pada dasarnya berarti atlet meminum atau memasukkan zat ilegal ke dalam tubuh mereka untuk membuat kinerja mereka lebih baik. Doping termasuk sesuatu yang dilarang dalam dunia olahraga karena dapat berdampak buruk pada kesehatan atlet.
Ada lima jenis obat terlarang, yang disebut kelas doping. Yang paling umum adalah stimulan dan hormon. Meskipun meningkatkan kinerja, mereka adalah risiko kesehatan sehingga dilarang oleh badan pengatur olahraga. Oleh karena itu, atlet yang terbukti memakai doping akan diberikan sanksi oleh badan pengatur olahraganya.
Macam-macam Doping
Doping memiliki banyak macam dan salah satu yang paling umum adalah agen androgenik seperti steroid anabolik. Doping jenis ini memungkinkan atlet untuk berlatih lebih keras dan membangun lebih banyak otot. Berikut adalah macam-macam doping beserta efek sampingnya terhadap kesehatan.
1. Steroid Anabolik
Doping ini memungkinkan atlet untuk berlatih lebih keras dan membangun lebih banyak otot. Biasanya diminum dalam bentuk tablet atau disuntikkan ke otot. Ada juga steroid anabolik berbentuk krim atau gel untuk dioleskan pada kulit.
Efek samping:
- Dapat menyebabkan peningkatan agresi dan kerusakan ginjal.
- Kebotakan dan jumlah sperma yang rendah untuk pria.
- Peningkatan rambut wajah dan suara yang dalam untuk wanita.
2. Stimulan
Stimulan dapat membuat atlet lebih waspada dan bisa menyembunyikan kelelahan dengan meningkatkan detak jantung dan aliran darah.
Efek samping:
- Adiktif.
- Dapat menyebabkan gagal jantung.
3. Agen Masking
Agen masking (seperti diuretik) digunakan untuk memalsukan hasil kontrol doping dan untuk menyembunyikan doping. Oleh karena itu zat ini termasuk dalam daftar larangan Agensi Anti Doping Dunia atau WADA.
Diuretik mempengaruhi fungsi ginjal dan dengan demikian mengubah keseimbangan cairan dan garam tubuh (elektrolit: kalium, natrium dan fosfor). Mereka mempengaruhi berbagai sistem transportasi di ginjal dan dengan demikian meningkatkan ekskresi urin. Berat badan berkurang dan urin diencerkan.
Efek samping:
- Mengganggu keseimbangan air dan garam tubuh. Akibatnya, kehilangan tekanan darah secara akut, ketidakteraturan detak jantung, dan syok peredaran darah dapat terjadi. Selain itu, darah yang mengental meningkatkan risiko trombosis.
- Dapat menyebabkan masalah pencernaan dan kerusakan ginjal.
- Dapat mengakibatkan kram otot yang parah karena efek dehidrasi diuretik dan hilangnya elektrolit.
4. Analgesik Narkotika dan Cannabinoids
Doping-doping ini digunakan untuk menutupi rasa sakit yang disebabkan oleh cedera. Produk seperti Morfin dan Oxycodone dilarang tetapi kodein diperbolehkan.
Efek samping:
- Dapat memperburuk cedera.
- Dapat membuat ketagihan.
5. Hormon Peptida
Hormon peptida adalah zat seperti EPO (Erythropoietin) yang meningkatkan curah, kekuatan dan sel darah merah. Ini memberi atlet lebih banyak energi dan HGH (Human Growth Hormone) yang membangun otot.
Efek samping:
- Hipertensi (EPO/hGH)
- Kanker darah/leukemia (EPO/hGH)
- Anemia (EPO)
- Stroke (EPO)
- Serangan jantung
- Emboli paru (EPO)
- Feminisasi (HCG)
- Masalah tiroid (hGH)
6. Doping Darah
Doping ini termasuk jarang. Dalam kasus ini darah dikeluarkan dari tubuh dan disuntikkan kembali untuk meningkatkan kadar oksigen. Praktek ini dilarang dan dapat menyebabkan gagal ginjal dan jantung.
7. Glukokortikoid
Glukokortikoid menutupi cedera serius karena anti-inflamasi dan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dan mengatur glikogen dan tingkat tekanan darah.
8. Beta Blocker
Beta blocker dilarang dalam olahraga seperti panahan dan menembak karena mereka menjaga detak jantung tetap rendah dan mengurangi gemetar di tangan.